Memeriksa Potensi Gempa Jakarta


Menyusul ramalan gempa besar yang mengguncang Jakarta sebesar 8,7 SR yang disampaikan Staf Khusus Presiden 16 Mei 2011, sejumlah media membeberkan dialog tentang potensi gempa yang menjadi ancaman bagi Jakarta. Karena gempa belum dapat diramalkan kapan terjadi, maka info kesiagaan gempa sebaiknya diartikan sebagai kewaspadaan kita terhadap gempa dan bencana pada umumnya. Pernyataan sdr Andi Arief dapat membantu kita meningkatkan kesadaran kita akan adanya potensi gempa dan membangun kesiagaan untuk mengurangi resiko saat terjadi bencana.

Jakarta dan tentunya wilayah lain di Indonesia harus memeriksa potensi gempa yang mungkin terjadi. Hampir seluruh wilayah Indonesia memang rawan gempa. Hal ini bisa dilihat dari peta gempa yang pernah terjadi di Indonesia. Jakarta tentu saja punya sejarah gempa. Bahkan kita harus terus memnggali sejarah gempa itu untuk memberikan gambaran bencana yang mungkin timbul dan kemudian mengguganakan olah fikir kita agar kita dapat mengurangi resiko bencana.

Masyarakat diharapkan mulai meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya tentang potensi dan sifat bencana gempa ini. Untuk itu multi pihak harus mengambil peran bersama, menyesuaikan banyak hal mulai perundangan, anggaran, kebijakan dan peraturan untuk mengurangi resiko bencana jika gempa itu benar-benar terjadi. Kesadaran ini harus dimiliki oleh seluruh pihak, terutama para pihak yang terkait dengan potensi resiko terbesar seperti tempat berkumpunya manusia yakni sekolah, kampus, gedung perkantoran, oerumahan, apartemen, tempat wisata, fasilitas umum, rumah ibadah dan lokasi tempat berkumpulnya manusia lainnya. Pihak pengelola dan pihak terkait lainnya sedapatnya memiliki kesadaran potensi gempa dan mengupayakan pengurangan resiko bencana.

No comments: