V2G-2009

Gatra.com - Jakarta, 27 Oktober 2004 12:00

Dompet Dhuafa akan Bentuk Dewan Zakat Asia Tenggara

Dompet Dhu`afa Republika akan membentuk Dewan Zakat Asia Tenggara pada tahun 2005. Lembaga ini berfungsi sebagai pusat rujukan lembaga-lembaga zakat yang ada di Asia Tenggara.

“Lembaga ini diharapkan dapat menjadi alat ukur sejauh mana lembaga zakat di Asia Tenggara melakukan peran dan tanggungjawabnya,” kata Sekretaris Korporat Dompet Dhu`afa (DD) Republika, Mohamad Arifin Purwakananta, di Jakarta, Selasa (26/10).

Dewan tersebut juga berfungsi sebagai wadah bagi lembaga zakat se-Asia Tenggara untuk menentukan standardisasi bagi profesi amil, jumlah nisab, manajemen zakat dan pengelolaan keuangan. “Bahkan, kalau perlu, kita buat semacam ISO bagi lembaga zakat yang ada di Asia Tenggara,” katanya.

Selama ini, lanjut Arifin, lembaga zakat masih bergerak sendiri-sendiri sehingga program dan kegiatannya sering tumpang tindih dan tidak efektif. Ditambah lagi dengan tidak adanya standardisasi berbagai teknis dan pengelolaan zakat yang baik yang bisa dijadikan rujukan bagi lembaga zakat yang ada di Asia Tenggara.

Arifin mencontohkan perlunya standaridisai profesi amil. Hingga kini, umat Islam belum merumuskan kualifikasi apa yang diperlukan seorang amil. “Amil mempunyai peran penting dalam pengelolaan zakat. Semestinya, seorang amil memiliki kemampuan yang sama dengan seorang bankir atau seorang akuntan,” katanya. Dengan demikian, ia menekankan pentingnya lembaga pendidikan yang khusus menghasilkan tenaga-profesional sebagai amil zakat. “Selama ini amil kan dianggap sebagai profesi yang bisa diemban semua orang. Bahkan, di setiap gang itu ada amil zakat. Padahal, itu tidak efektif,” katanya.

Karena itu, dalam jangka dua hingga tiga tahun mendatang, DD juga berencana menggabungkan lembaga zakat besar yang ada di Indonesia. “Kami menginginkan satu titik temu yang diharapkan bisa menjadi kekuatan yang besar,” katanya.

Lembaga-lembaga yang diharapkan bisa bergabung adalah Dompet Dhu`afa, Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF), DPU Daarut Tauhid, Dompet Sosial Umul Quro (DSUQ) dan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU). “Semua lembaga zakat tersebut mempunyai aset yang tidak sedikit. Anda bisa bayangkan jika semuanya bergabung,” katanya.

Ketika gagasan penggabungan itu dilontarkan, tutur Arifin, tanggapan pengurus lembaga zakat lainnya cukup antusias. “Kami menargetkan dua atau tiga tahun baru terwujud, tetapi saya yakin dalam satu tahun pun gagasan tersebut dapat terwujud,” katanya.

Dewan Zakat Asia Tenggara dan penggabungan lembaga-lembaga zakat yang ada di Indonesia tersebut merupakan bagian dari strategi DD lima tahun ke depan, yang disebut sebaagai V2G-2009.

V2G merupakan singkatan dari “Value Transformation”, “Volunteerism ” dan “Grantmaking”. Yang dimaksud dengan “Value Transformation” adalah usaha mentransfer nilai kebajikan kepada masyarakat.

“Volunteerism” berarti kerelawanan. Sejak berdiri hingga sekarang, DD sudah mempunyai ribuan personel yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sedangkan, “grantmaking” merupakan strategi DD untuk memperluas jangkauan program kegiatannya. “Dengan menjadi `grantmaking`, kita akan berkerjasama dengan lembaga-lembaga yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” katanya. Dewan Zakat, pengabungan lembaga-lembaga zakat di Indonesia beserta program DD lainnya, kata Arifin, diharapkan dapat menggerakkan mayarakat agar lebih giat berzakat yang manejemen serta pengelolaannya dilakukan oleh tenaga profesional.

“Sekarang sudah saatnya konsep zakat digeser sebagai wacana ekonomi, bukan hanya wacana kasih sayang atau kekuatan sosial saja. Sejak pertama kali diwajibkan, zakat pada dasarnya adalah sebuah konsep ekonomi,” demikian Arifin. [TMA, Ant]

dari :Gatra.com - Jakarta, 27 Oktober 2004

No comments: